Kesibukan bekerja membuat kita sering membeli membeli makanan diluar rumah.
Pernahkah kita memberi perhatian khusus terhadap pembungkus/kemasan makanan yang kita beli tersebut?
Apakah kita menyadari, jenis serta mutu kertas pembungkus nasi/kemasan makanan yang kita pergunakan setiap hari, dapat berdampak buruk bagi kesehatan kita?
Kertas bungkus berwarna coklat, dan karton duplex (karton packaging yg bagian dalam bewarna abu2) adalah jenis kemasan yang paling umum digunakan sebagai kemasan nasi bungkus, nasi kotak, dus martabak dan dus/kotak kue.
Perlu diketahui bahwa karton duplex dan kertas bungkus coklat terbuat dari kertas bekas seperti koran, majalah dan packaging untuk bahan kimia berbahaya dan beracun, yang umumnya terkontaminasi krn mengandung tinta cetak dan bahan-bahan kimia berbahaya lainnya.
Zat-zat berbahaya tersebut dapat menimbulkan penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, menganggu sistem endokrin, meningkatkan resiko asma, mutasi gen, dan lain-lain.
Dlm penelitian mengenai bahaya kertas bungkus cokelat dan karton duplex, Dr Lisman Suryanegara, (Koordinator Pusat Penelitian Biomaterial LIPI), mengungkapkan adanya komponen tinta cetak, bahan kimia berbahaya seperti pemutih, perekat, wax, hingga logam berat dan banyak koloni bakteri dalam kertas bungkus cokelat dan karton duplex.
Menurut Jessica Yonaka dari Komite Humas dan Hubungan Internasional Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, sekitar 80% dari jumlah total kemasan pangan yg terbuat dr kertas dan karton belum memenuhi standard keamanan. Bahkan produk itu bisa membahayakan kesehatan krn mengandung senyawa kimia berbahaya dan beracun. Dalam pengujian laboratorium bersama dgn LIPI di sample kertas daur ulang, ditemukan ada kandungan logam berat dan ftalat yg bisa memicu ganguan hormon dan ada kandungan kimia lain spt formaldehid dan klorofenol yg bersifat karsinogenik pemicu kanker. ( dr artikel “Sebagian Kertas Kemasan Pangan Belum Aman”, harian Kompas 17 May 2017).
Jenis makanan (spt berminyak atau berkuah), waktu kontak, serta luas permukaan kontak dgn makanan akan turut memicu kecepatan migrasi bahan kontaminan ke makanan.
Namun sayangnya masih sangat banyak kita temukan penggunaan kertas bungkus cokelat dan dus berbahan duplex disekitar kita.
Salah satu penyebab maraknya penggunaan kedua bahan tsb adalah karena harganya yang dianggap relatif lebih murah dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan bahaya dan resiko terhadap kesehatan yang ditimbulkan.
Untuk edukasi masyarakat akan bahaya dari bahan kemasan tersebut, berbagai lembaga bidang kesehatan pangan dan makanan seperti Badan POM, LIPI, dan LPPOM MUI sudah melakukan Rangkaian roadshow food safety packaging yang dilaksanakan di tiga lokasi, antara lain Jakarta, Bandung, dan Semarang. Program ini bertujuan untuk memberi edukasi kepada masyarakat untuk hidup sehat, salah satunya memilih kemasan pangan yang food grade dan higienis.
Penggunaan kemasan makanan berbahan dasar serat alami dan bahan pelapis foodgrade seperti Kertas Supreme, ( www.kertassupreme.com )
baik untuk makanan dan konsumen.
Pemakaian Kertas Supreme sebagai alas utk kotak makanan dgn bahan duplex juga sdh dimulai dibeberapa rumah makan dan katering.
Alternatif lainnya, menggunakan peralatan tempat makanan spt rantang untuk menjauhkan Anda dari penyakit. Walaupun tidak praktis, setidaknya hal itu aman untuk diri dan kesehatan kita nanti.